Kamis, 19 November 2020

PEMBUKAAN PASRAMAN GUNA WIDYA DESA ADAT CEMPAGA

Cempaga , Kamis  ,19 Nopember 20202 

SD NEGERI 1 CEMPAGA

Pasraman Alit Alit Tetabuhan Baleganjur








Dudunan Acara :

DUDONAN ACARA

PEMBUKAAN PASRAMAN GUNA WIDYA

DESA ADAT CEMPAGA

  

KAMIS, 19 NOPEMBER 2020

SD NEGERI 1 CEMPAGA

PASRAMAN ALIT ALIT KELAS 4 DAN 5 , TETABUH BLEGANJURAN

1.      PEMBUKAA

2.      DOA

3.      SAMBRAMA WACANA

A.    LAPORAN KETUA PANITIA

B.     KELIAN BENDESA ADAT SEKALIGUS MEMBUKA DAN MERESMIKAN PASRAMAN BLEGANJUR ANAK ANAK SD NEGERI 1 CEMPAGA

C.     PERBEKEL DESA CEMPAGA

D.    MAJELIS ALIT DESA PAKRAMAN, KECAMATAN BANJAR

4.      PENUTUP /PESUGUHAN BOGA SAMATRA



Pengertian Pasraman :
Pasraman dan Sekolah sering kali diartikan sama. Padahal berdasarkan kitab Hindu Pasraman dan sekolah memiliki perbedan yang mencolok. Jika sekolah lebih mengutamakan tentang pendidikan nasional yang bersifat umum dan lebih luas. Sedangkan lembaga pendidikan khusus bidang agama Hindu.

Pasraman (pesraman) juga dikenal sebagai salah satu bentuk pendidikan dalam hal pengembangan ketrampilan, karakter anak dan pelestarian kebudayaan pada jalur nonformal yang biasanya di beberapa desa adat di Bali dilaksanakan di luar jam sekolah.

Pasraman yang berasal dari kata "asrama", dimana salah satunya disebutkan : "Pada saat brahmacari hendaknya segala tenaga dan pikiran benar - benar diarahkan kepada kemantapan belajar, serta upaya pengembangan ketrampilan sebagai bekal dalam kehidupan kelak agar nantinya dapat mengaktualisasikan hasil proses berpikir tersebut untuk kehidupan ini.
Namun dalam widya pasraman, satuan pendidikan keagamaan Hindu disebutkan ada pula beberapa tingkatan pasraman yang dilaksanakan secara formal di sekolah yaitu sebagai berikut :
  1. Pratama Widya Pasraman, pasraman dalam jalur pendidikan formal dapat diselenggarakan setingkat Taman Kanak-Kanak,
  2. Adi Widya Pasraman pada Sekolah Dasar,
  3. Madyama Widya Pasraman pada Sekolah Menengah Pertama disebut, dan
  4. Utama Widya Pasraman untuk Sekolah Menengah Atas disebut denga dll
Pentingnya pendidikan tersebut yang bersifat formal disebutkan pula agar dilaksanakan secara sadar dan terencana untuk membangun kualitas mental pribadi siswa sesuai dengan ajaran agama Hindu. 

Pendidikan agama Hindu diarahkan untuk membangun kualitas mental pribadi siswa agar memiliki visi yang jelas, wawasan dan pengetahuan yang kontekstual, tujuan hidup yang jelas, komitmen terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup secara humoris dan kreatif dalam masyarakat yang pluralistik, kepedulian terhadap lingkungan dan berkarya sesuai dengan swadarmanya.
Kualitas mental tersebut menjadi penentu arah, motivator, fasilitator dalam pengembangan swadarma hidupnya. Dengan pelaksanaan pendidikan melalui pasraman yang diselenggarakan secara terus menerus, setiap hari dan setiap saat agar tercipta masyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia yang lebih baik sesuai dengan yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Pasraman dibangun dengan ciri khas dan tetap diwariskan secara turun temurun seperti dalam beberapa sejarahnya di Bali,
  1. Tugas mulia Maharesi Markendya selama berada di Payangan, yakni sebagai guru pengajian yaitu memberi pengajian (pembelajaran) pada orang-orang. “Kehadiran Pura Murwa Bhumi ada tercatat di dalam prasasti,” sebut Cokorda Made Ranayadnya, tetua dari Puri Agung Payangan, sekaligus pangempon di Pura Murwa Bhumi.
  2. Pura Tamansari di Budakeling sebagai pesraman, yang saat ini keberadaan pura tersebut sebagai dang kahyangan di Bali untuk mengenang kisah perjalanan suci Danghyang Astapaka ke Bali.
  3. Pura Silayukti, Pasraman Mpu Kuturan, berkat pendekatan, pemikiran dan usaha yang dilakukan beliau tersebut, sekte-sekte dalam masyarakat Bali itu berhasil lebur dan menyatu (manunggal).
  4. Pura Dukuh Sakti yang berada di catur lawa, dahulu sebagai media pasraman sang guru suci untuk melayani umat yang mohon tuntunan penyucian diri kepada sang pandita dll 


Pembukaan dihadiri :

1. Majelis Alit

2. Saba Desa

3. PHDI Kecamatan

Panitia :

1. I Putu Karya Darma

2. I Ketut Sari Nada

3. Jero Mangku I Made Suartikanaya

4. I Komang Panji Agus Herdiana

Pemilet :


Pasraman Guna Widia dilaksanakan selama 11 Kali pertemuan , dengan sumber dana Dari Semesta Berancana dengan Jumlah dana Rp. 12.000.000 ( dua belas Juta rupiah )

Demikian Laporan sementara Pembukaan Pasraman Guna Widya Desa Adat Cempaga


PLT Bendesa Adat Cempaga


I PUTU MANGKU


Hari Jumat , 20 Nopember 2020

Pemblajaran Tahap 1 ( Pertama )

TEMPAT BELAJAR SENI TABUH BALEGANJURAN
SD NEGERI 1 CEMPAGA

BALEGANJUR BALIGA

OM SWASTIASTU semeton bali semuanya....kali ini kita akan membahas tentang musik daerah bali yaitu baleganjur bali.siapa sih yang tidak kenal dengan bleganjur bali?pastinya semuanya sudah tau teutama masyarakat bali
 Istilah Baleganjur berasal dari kata Bala dan Ganjur.Bala berarti pasukan atau barisan,Ganjur berarti berjalan.Jadi Balaganjur yang kemudian menjadi Baleganjur yaitu suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan,yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan. Baleganjur adalah sebuah ensamble yang merupakan perkembangan dari gamelan bonang atau  bebonangan.Baik dari segi instrumentasinya maupun komposisi lagu-lagunya.Menurut Dr.I Made Bandem dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Gamelan Bali” menulis: Bonang atau bebonangan adalah sebuah barungan yang terdiri dari berbagai instrument pukul(percussive) yang memakai pencon seperti reong,trompong kajar,kempli,kempur,dan gong. Gamelan bonang memakai dua buah kendang yang dimainkan memakai panggul cedugan. Dalam lontarPrakempa disebutkan bahwa gamelan bonang dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.Sama kasusnya dengan gamelan baleganjur yang pada umumnya dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.
        Ada beberapa makna dari gambelan bleganjur yaitu:
Makna Spiritual
Makna Kesenian Baleganjur secara spiritual sebagai pemujaan yaitu pengiring prosesi/upacara keagamaan bagi Umat Hindu di Desa Cempaga . Masyarakat mema-hami Kesenian Baleganjur tidak hanya sebagai hiburan atau pelengkap ritual saja. Lebih dari itu, Baleganjur memiliki potensi untuk melengkapi kehidupan mereka yang dilingkupi oleh budaya mitos.
Makna Kerukunan
Kebudayaan tidak akan dapat dihasilkan secara individual, melainkan oleh sekelompok orang yang bersama-sama dapat menikmati hasil dari budaya terse-but. Untuk dapat saling bekerja bersama-sama dibutuhkan kerukunan antara manu-sia satu dengan manusia yang lain. Begitu pula dengan Kesenian Baleganjur. Tanpa kerukunan Kesenian Baleganjur tidak akan dapat berjalan dengan baik di Dusun Ceto. Baik dari para pemain, para warga masyarakat, juga para wisatawan yang melihat kesenian Baleganjur. Mereka saling bekerja sama untuk menjaga terciptanya kerukunan dilingkungan Desa Cempaga.
Makna Sosial
Kebudayaan bersifat sosial dalam artian kebudayaan tidak pernah dihasilkan secara individual, melainkan oleh manusia secara bersama. Kesenian Baleganjur tidak akan dapat berjalan hanya dengan usaha salah satu tokoh masyarakat Dusun Ceto saja melainkan dapat berjalan dengan baik melalui kerja sama masyarakat Dusun Ceto. Itu merupakan bukti bahwa Kesenian Baleganjur mempunyai makna sosial yang penting dalam menjalin kerjasama masyarakat dalam bidang sosial.
Unsur kebudayaan yang dikemuka-kan oleh Soerjono Soekanto salah satunya yaitu sistem norma sosial yang memung-kinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya (Soerjono Soekanto, 1970: 43). Dengan Kesenian Baleganjur masyarakat Desa Cempaga sebagai makhluk sosial dapat menjalin kerja sama dengan baik antar warga. Terbukti saat diadakan latihan rutin Kesenian Baleganjur dapat berjalan dengan baik serta saat pementasan dan pengiringan upacara keagamaan musik Baleganjur dapat berja-lan dengan baik berkat kerja sama antar pemain dengan warga masyarakat.
Makna Estetika
Nilai estetika yang berhubungan dengan Baleganjur adalah kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan kesenian musik Baleganjur baik dari suara yang dihasilkan juga dari keindahan pakaian/kostum para pemain juga tentang bagaimana para pemain memposisikan diri mereka saat memainkan Baleganjur.
Saat memainkan alat musik Baleganjur warga Desa Cempaga/Anak Anak SD 1 Cempaga di Tahun 20202 secara tidak langsung mendengarkan suara yang merdu dari alat musik Baleganjur. Dengan begitu nuansa keindahan dari suara yang hadir dapat memanjakan telinga mereka dengan alunan yang berirama. Selain dapat memanjakan telinga kesenian Baleganjur juga dapat memanjakan mata dengan melihat kekompakan para pemain serta kerapian pakaian/kostum yang dipakai para pemain Baleganjur.
Makna Budaya
Kesenian Baleganjur adalah sebagai bentuk budaya seni, agama, dan musik masyarakat Desa Cempaga. Melalui seni musik masyarakat menyalurkan daya krea-tif mereka untuk menciptakan berbagai kreasi suara yang mempunyai irama yang berbeda-beda. Dengan adanya regenerasi kepada anak-anak berarti masyarakat juga sadar akan nilai budaya yang mereka miliki sangat penting untuk terus dikembangkan, dipelihara, dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Makna Edukasi atau Pendidikan
Kebudayaan tidak bersifat statis, karena kebudayaan itu selalu berubah. Perubahan kebudayaan disebabkan karena beberapa faktor antara lain: adanya unsur invention atau penemuan baru yang dilakukan oleh anggota dalam masyarakat pendukung kebudayaan, serta adanya unsur kontak dengan masyarakat lain. Begitu pula dengan Kesenian Baleganjur selalu berkembang dari penemuan baru, berkembangnya karena inovasi masyarakat Bali sampai dengan kontak dengan masyarakat Baliaga Desa Cempaga dan akhirnya berkembang pula Kesenian Baleganjur di Desa Cempaga . Penemuan-penemuan irama baru juga merupakan nilai pendidikan yang harus diajarkan kepada generasi muda untuk selalu berusaha untuk mengembang-kan Kesenian Baleganjur supaya masyara-kat tidak bosan dengan irama yang statis dan akhirnya meninggalkan dan menggan-tinya dengan kesenian modern baru yang belum tentu cocok dengan budaya masyarakat setempat.






Begitu antusiasnya anak belar Megong di Vandemi Covid2020

LATIHAN TAHAP 2

Sabtu , 20 Nopember 2020

Kehadiran anak2 sangat Kompak



PASRAMAN HARI 3

SENEN , 23 NOP 2020

ANAK ANAK SANGAT KOMPAK, DENGAN KEHADIRAN 100%







Hari Jumat 26 Nopember 20202

Hari Ke 6 Latihan Pasraman Guna Widya Desa Cemmpaga

Para Peserta Sangat Kompak mengikuti kegiatan Pasraman ini

semoga kedepannya bisa berlangsung dan bermanfaat bagi generasi Muda di Jaman Naou ini





Tidak ada komentar:

Posting Komentar